Dasar Penentuan Harga Lukisan Pesanan

Oleh: Guruh Ramdani
Teman teman Yth.

Masih banyak yang bertanya kepada saya mengenai dasar penentuan harga lukisan pesanan. untuk itu saya memposting kembali tulisan yang pernah dimuat ini.

Sebetulnya saya pribadi tidak punya pengetahuan khusus soal itu, semuanya hanya karena pengalaman bertahun tahun saja, itu pun sebetulnya saya jarang menerima pesanan, karena memang tidak secara terbuka saya umumkan atau sengaja saya cari, berhubung saya disibukkan dengan hal atau pekerjaan lain, utamanya mengajar, termasuk aktifitas melukis atas dorongan pribadi (juga), atau mungkin juga pertimbangan lain dari calon konsumen. Walau pun kalau ada pesanan dan harganya cocok ya saya kerjakan juga. Beberapa informasi didapat juga karena merupakan hasil diskusi (tidak langsung) dengan beberapa teman perupa.

Dan hasilnya adalah sebagai berikut,
  • Kualitas Karya

Tidak bisa dihindari, yang yang menjadi dasar pertimbangan pertama dan utama tentunya adalah kualitas karya. Untuk itu wajib bin kudu seorang seniman menguasai berbagai teknik secara maksimal, dalam hal ini tentunya adalah kemampuan teknis melukis realis, karena suka tidak suka, mayoritas orang yang memesan lukisan adalah “ingin dilukis secara realistis dan indah”, walaupun ada beberapa pengecualian kasus pesanan di dunia seni rupa yang pernah terjadi. Penguasaan teknis di sini adalah menyangkut ilmu melukisnya itu sendiri, maupun pengetahuan dan penggunaan alat dan bahan. Kuasai teknik semua alat dan bahan untuk melukis, jangan hanya terpaku akan satu alat saja. Semakin luas teknik yang kita kuasai akan semakin besar peluangnya. Karena biasanya permintaan konsumen itu suka ada yang ingin dilukis dengan alat dan bahan tertentu.
  • Kwalitan serta Harga Alat dan Bahan yang Dipergunakan 

Seperti yang diketahui bersama bahwa alat dan bahan untuk melukis tidaklah murah. Hal ini harus dipisahkan sebagai indikator memberikan biaya, apakah menggunakan pensil atau cat, di atas kertas atau kanvas, menggunakan pigura atau tidak, harus dihitung dari awal. Sehingga komponen ini bisa menjadi pertimbangan argumentasi kita ketika meminta DP di muka.Kwalitas alat dan bahan pun harus menjadi pertimbangan yang penting dan tidak boleh diabaikan atau sembarangan. Karena perlu diketahui, melukis menggunakan alat dan bahan yang berkualitas secara visual pun akan terlihat lebih keluar kualitas warnanya, dan (justru) penggarapannya pun lebih mudah. Penggunaan alat dan bahan yang berbeda pun (berdasarkan sifatnya masing masing), akan menentukan lamanya waktu pengerjaan, dan itu pun harus diperhitungkan.
  • Ukurannya

Karena harus diingat, ukuran akan menentukan juga lamanya waktu pengerjaan berikut banyaknya alat dan bahan yang dipergunakan.
  • Jumlah Kepala Orang yang Akan Dilukis

Hal ini tentunya sudah jadi pengetahuan umum teman teman, karena jika lukisan potret wajah, yang menjadi titik sentral jualannya adalah kemiripan wajahnya. Namun sebaiknya jumlah kepala ini harus dibedakan antara satu orang dengan beberapa orang, jika satu orang nilai jualnya adalah misalkan 600 ribu, maka harus dibagi menjadi dua indikator, yang tiga ratus ribu adalah cat, kanvas, dan kwas yang akan aus; dan yang tiga ratus ribu berikutnya adalah nilai pekerjaan atau jasanya. Sehingga jika harus mengerjakan sebanyak tiga orang, nilai lukisannya adalah 600 ribu ditambah 300 ribu kali dua orang (tambahan), atau satu juta dua ratus ribu rupiah. Tentu biaya ini pun di luar biaya pigura.
  • Tingkat Kesulitan Pengerjaan

Misalkan, apakah pakaiannya polos atau bermotif rumit (seperti batik)? Apakah background harus digambar secara utuh atau boleh dibuat polos? Kalau memang rumit, baiknya dikenakan saja biaya tambahan, misalkan dari tiga orang, yang menggunakan batik yang rumit satu orang, maka yang satu orang ini dikenakan biaya tambahan misalkan 150 ribu sendiri.
  • Pengiriman dan Packaging 

Seperti yang kita ketahui bahwa pihak jasa pengiriman paket akan menghitung biaya berdasarkan, panjang kali lebar kali berat. Apabila si pemesan ingin dipigura sendiri alias lukisannya dikirim dengan cara digulung, saya tidak membebankan biaya pengiriman apabila masih dalam lingkup pulau Jawa, namun apabila harus ke luar Jawa apalagi ke luar negeri, ya suka tidak suka harus ditanyakan dulu kepada pihak jasa pengiriman. Apabila menggunakan Pigura, apalagi jika menggunakan kaca, maka ukuran lukisan pun akan menjadi lebih besar dari ukuran aslinya, karena jika pinggirannya saja 10 cm, maka lukisan yang berukuran 30 X 40 cm saja akan menjadi 50 X 50 cm, belum lagi beratnya. Belum lagi (kalau pakai kaca) harus dipacking kayu, tentunya akan bertambah berat lagi. Maka bisa dipastikan, efek dari biaya pengiriman semacam ini ini akan membuat rasa terkejut dengan jumlahnya kalau tidak diantisipasi dari awal.
  • Lamanya Waktu Pengerjaan

Sebaiknya untuk soal ini dihitung berdasarkan jumlah jam, bukan hari, karena bisa saja ada hari yang kosong, dan kita pun harus beristirahat atau mengerjakan soal lain. Atau bisa saja secara teknis jumlah harinya satu bulan, namun jumlah pengerjaannya adalah 60 jam. Maka jika (seandainya) seorang buruh bangunan dibayar 120 ribu per delapan jam kerja, tentunya kita bisa menghitung kapasitas kita, apakah mau dihargai lebih atau kurang dari itu. Kalau selama delapan jam saya dibayar mengajar sekian rupiah, maka saya bagi delapan, dan (kalau saya pribadi) saya naikan menjadi 150 persen dari bayaran yang biasa saya terima tersebut. Karena bagi saya hal tersebut hitungannya adalah lembur. Sekali tersebut, biaya tersebut hanyalah menyangkut jasa atau waktunya saja, di luar biaya alat dan bahan, apalagi pigura.

Sampai poin di atas harus dibicarakan atau ditanyakan di muka dengan pihak pemesan secara terbuka sebelum menentukan biayanya. Jangan tergesa gesa menentukan harga sebelum dihitung dengan cermat. Lihat dulu fotonya sebelum dilukis, karena dari sana akan bisa ditebak tingkat kesulitannya. Minimal kita bisa menghitungnya dalam kisaran satu atau dua jam. Apalagi untuk pengiriman yang sifatnya di luar kebiasaan atau jauh harus ditanyakan dulu ke pihak jasa pengiriman sebelum diputuskan. Jangan sampai kita merasa nilai pekerjaan kita besar tapi setelah selesai dan dihitung ulang, kita merasa lebih banyak kerja baktinya.
  • Lingkup Pergaulan (Relasi) dan Citra yang Ditampilkan

Dalam ilmu ekonomi dinyatakan bahwa barang yang sama (misalkan Coca Cola) jika dijual di tempat yang berbeda (di pinggir jalan, di Supermarket, atau di Hotel) akan berbeda pula nilainya. Maka bagi adik adik yang masih sekolah dan lingkup pergaulannya mayoritas adalah teman teman sebaya, mungkin jika mendapat order dari teman teman, sudah bisa ditebak uang saku temannya itu berapa, dan nilai apresiasinya pun terukur. Namun bagi mereka yang cenderung sudah berumur, dan teman temannya sudah banyak yang sukses, apalagi jika orangnya supel, teman dari temannya tersebut juga bisa menjadi pelanggannya. Walau pun demikian, di era teknologi informasi ini, asalkan kita konsisten berkarya, hal hal semacam itu bisa cepat diatasi, yang penting adalah kembali ke poin pertama di atas, “kualitas karya”. Lingkup pergaulan pun bisa dibentuk dengan berpameran, yang akan membuka akses serta kepercayaan publik baik itu masyarakat awam maupun kolektor (akan kesungguhan kita) sebagai perupa, atau juga mengunjungi pameran dan bersilaturahmi dengan sesama seniman biasanya akan membuka akses ke soal ini.
  • Nilai Inflasi

Kita tahu bahwa semakin lama harga barang juga semakin naik tiap tahunnya. Maka dengan penuh kesadaran kita pun harus memperhitungkan soal ini, dan secara berkala kita harus menaikkan harga setiap tahun, entah 5 atau 10%, sehingga tidak terseret perekonomian global. Harus diwaspadai pula kenaikan harga yang terlalu melonjak, karena bisa jadi dalam waktu sesaat anda bisa dapat order dengan nilai sangat besar, tapi puasa dalam jangka panjang. Atau harga kita di satu sisi sangat tinggi, namun pada saat lain banting harga, sehingga bisa menimulkan ketidakpercayaan di mata konsumen yang pernah memesan. Kenaikan harga itu harus, tapi sedikit demi sedikit dan wajar.
  • Tingkat Keterkenalan dan Jam Terbang si Pelukisnya. 

Suka tidak suka faktor ini akan sangat menentukan nilai jual. Karena tidak mudah juga membentuk nama ini, jadi kita tidak bisa dengan mudah mengatakan, “kok karya saya lebih bagus dari si anu, tapi dia bisa laku mahal sementara saya tidak?” Menyangkut soal ini yang harus dilakukan adalah harus konsisten berkarya dan berpameran, ada atau tidak ada order. Karena tentunya orang yang punya nama itu juga menikmati hasilnya setelah melalui berbagai macam fase perjuangan. Kualitas atau level pameran yang diikuti pun tentunya harus menjadi bahan pertimbangan yang penting pula.
  • Jumlah Cadangan Devisa (si Seniman) dan Tingkat Kebutuhannya. 

Artinya, jika cadangan devisa, asset atau tabungan) si seniman aman (misalkan si seniman punya tabungan 50 juta rupiah di Bank) maka jadi logis saja jika dia memberikan nilai 5-10 juta untuk satu buah pekerjaannya, karena kira kira, sekian bulan ke depan hidup dia aman. Masa sih dalam satu bulan tidak ada kerjaan sama sekali? Kan kecil kemungkinannya. Atau bisa saja malah dalam satu bulan ada tiga pekerjaan. Maka dari itu, sang seniman pun seharusnya secara berkala menabung penghasilannya, dan secara bertahap (juga) membeli peralatan yang lebih berkualitas.
  • Hukum Pasar (Menyangkut Permintaan dan Penawaran)

Jika nama kita sudah di atas dan permintaan tinggi, tentunya secara otomatis harga pun akan naik dengan sendirinya.

Sekian mudah mudahan ada manfaatnya. Apa yang ditulis di atas bukan ketentuan yang tidak bisa ditawar tawar. Dalam prakteknya tentu tidak bisa dihindari adanya negosiasi. Belum lagi pertimbangan lainnya berdasarkan pengalaman masing masing.

“Pak kalau setelah dipraktekkan yang di atas dirasa kemahalan sehingga konsumen nolak, bagaimana?” Kalau saya sih biasanya bertahan, karena ya itu, menyangkut cadangan devisa tersebut. Lagi pula saya punya penghasilan dan pekerjaan tetap, tidak bergantung dari situ. Di sisi lain, pemesan kita pun mayoritas biasanya sudah bisa mengukur nilai atau kualitas kita. Jadi saran saya anda tetaplah berkarya, ada atau tidak ada pesanan, karena hal tersebutlah yang akan memancing pekerjaan. Syukur syukur (dan ini tidak mustahil) karya yang bukan pesanan tersebut malah dibeli orang dengan nilai lebih tinggi dari karya pesanan. Jika kita baru berkarya satu atau dua buah, namun berharap mendapatkan harga yang tinggi tentu hanya akan berakhir sebagai mimpi, walau pun karya kita bisa dibilang bagus atau luar biasa.
Yang mau berkomentar, atau urun saran, tolong bingkai diskusinya adalah “Lukisan Pesanan”, sehingga tidak dicampur-adukkan dengan “lukisan idealis”, karena bisa menimbulkan ketidaknyamanan dan malah jadi debat kusir.
Terima kasih
Oleh : Guruh Ramdani
Sumber Facebook
Share:

3 komentar:

Rujiman mengatakan...

Kedekatan hubungan antara pemesan dan yg di pesan terkadang jg ikut berpengaruh dlm menentukan hrg .. begitu pula tempat dimana bertransaksi juga berpengaruh dlm hal harga.. tapi ini hanya berdasarkan pengalaman saya

Harja Nugraha mengatakan...

Patokan saya adalah gaji teman2 yang bekerja dengan level expertise dan experience yang sama tapi dalam bidang berbeda (rata-rata digaji 15-25juta per bulan). Ditambah biaya modal (yang sebenarnya tidak terlalu banyak). Tinggal dikalikan saja dengan durasi pengerjaan. Yang sulit itu ya menentukan kita masuk ke level berapa dari experience/expertise itu.

Harja Nugraha mengatakan...

Pengalaman saya, banyak jasa pengiriman yang menolak jika dibingkai dengan kaca. Alternatifnya bisa diganti dengan akrilik, namun selain lebih mahal, akrilik biasanya rawan gores dan lebih memantulkan cahaya lampu.
Cat air memang bingkainya harus khusus. Harus tebal, sebaiknya berjarak min 2cm dari dinding supaya gak kena lembab, kacanya juga gak boleh nempel ke kertas, harus diganjal passe-partout ...

Total Tayangan Halaman

+ Follow
Join on this site

with Google Friend Connect

Popular Posts