Tips Membuat Sketsa Lapangan ( On The Spot )

TIPS MEMBUAT SKETSA LAPANGAN (ON THE SPOT) BAGI YANG MASIH BELAJAR SKETSA.

Membaca komentar kang Agoes di salah satu postingan di grup ini yang memanfaatkan bulan suci ini untuk lebih banyak berbagi versi seniman, dan teringat obrolan panjang saya terdahulu dgn 2 sahabat saya mba Karinzania dan mas Bayu, kali ini saya ingin berbagi pengalaman dalam membuat sketsa bebas, loose sketch atau ada juga yg menyebutnya sketsa freehand.
Postingan ini lebih membahas seputar tips dalam membuat sketsa terutama yang dilakukan secara langsung (live sketch) atau banyak juga yang menyebutnya OTS (on the spot) Sketching.
Contoh gambar sketsa yang saya pakai kali ini adalah sketsa suasana plaza salah satu area publik di perumahan yang ada di kota Karawang.

Gambar 1
Kondisi di lapangan

  • Pada gambar 1 kondisi di lapangan
Gambar 2
Sedikit membahas tentang tips sederhana agar pada saat penggambaran perletakan tiap objek tepat seperti yang diharapkan tanpa ada kesalahan berarti misalnya hasil akhir gambar yang terlalu kecil atau terlalu besar hingga objek2 yang diinginkan tidak tergambar seluruhnya.
  • Gambar 2 - MENTUKAN BATAS KIRI DAN KANAN AREA YANG TERGAMBAR
Saat kita akan memulai membuat sketsa suatu spot menarik, bagi yang masih tahap belajar, akan merasa bingung apa atau sebarapa luas cakupan area yang harus digambar dalam satu lembar kertas.
Sebagai pedoman, sudut pandangan mata manusia(secara horizontal), mempunyai batas pandangan maksimal sampai 60°. Jauh lebih sempit dari hewan. 
Kenapa saya singgung ttg hal ini? Karena jika di luar cakupan sudut pandang itu ikut tergambar, maka secara teoritis proyeksi 3 dimensi dari objek itu akan mengalami kesalahan bentuk, atau yang umum diistilahkan DISTORSI. Kesalahan bentuk karena sudt pandangnya terlalu tajam.
Lalu bagaimana caranya menghindari kesalahan itu? Cara tergampang adalah kita menetapkan SATU ARAH PANDANGAN ke satu spot yang skiranya cukup menarik. Dengan tanpa menengok, coba melirik ke arah kiri dan kanan. Area kiri dan kanan yang kita bisa lihat dengan nyaman, itulah batas area kiri dan kanan di dalam bidang kertas.

Gambar 3
Sedikit membahas tentang cara sederhana menempatkan objek2 yang menarik pada bidang gambar terkait dengan elemen2 utama seperti: foreground (latar depan), middleground (area tengah) dan background (latar belakang), serta perletakannya dalam satu komposisi sederhana
  • Gambar 3- KOMPOSISI SEDERHANA
Salah satu tips sederhana memilih spot area menarik yang bisa kita pilih utk digambar, selain tentunya detil yang unik pada objek di satu sudut tertentu, juga sudut pandang yg kita pilih. Banyak hal yang bisa mengarahkan kita untuk mengambil sudut pandang suatu area, seperti pencahayaan dan situasi kegiatan yg ada saat itu. Tapi 2 hal yg disebut terakhir sangatlah kondisional. Sudut pandanh adalah salah satu faktor terpenting keberhadilan suatu sketsa.
Memilih sudut pandang yang tepat secara tidak langsung dipengaruhi oleh komposisi keseluruhan objek dari titik pengamatan kita.
Dalam satu komposisi yang sederhana sekalipun, sketsa suasana suatu area yang cakupannya cukup luas (termasuk juga dialamnya seperti gambar lpemandangan) terdapat elemen2 pembentuknya. 

Elemen yang dimaksud adalah:
-Latar depan (foreground)
-Latar tengah (middleground)
-Later belakang (background))

Salah satu dari sekian banyak cara yang bisa dipakai untuk menentukan komlosisi perletakan dari objej2 utama itu adalah RULE OF THIRD.
"Rule of third" umumnya dipakai untuk pengaturan kompodidi di dunia photography, Tapi kali ini kita akan coba di dunia sketsa .
Dalam "rule of third" ruang pada bidang gambar dibagi 3 dengan proporsi yang sama, ke arah horizontal dan vertikal. Di tiap titik perpotongan garis tersebutlah kita bisa menempatkan objek2 utama yang kita gambar, Di posisi keempat titik itu bisa diisi seluruhnya oleh objek utama, atau hanya sebagian saja.
Dengan patokan posisi yang kita dapat kita dengan mudah mencari titik pengamatan yang tepat ke satu spot menarik.

Catatan khusus untuk poin KOMPOSISI ini:
Perencanaan komposisi pada bidang gambar sangatlah berguna, dengan menjaga keseimbangan pengolahan objek objek pd gambar, maka pesan yang akan disampaikan lewat gambar akan lebih sampai ke penikmat.
Pada pengolahan komposisi sederhana sekalipun seperti pada lukisan wajah, kita masih bisa mengolah ketiga elemen yang disebutkan di atas, hanya saja penggambarannya tidak mesti berupa objek. Misalnya background dengan warna.

Gambar 4
Sedikit membahas tips menggambar agar keseluruhan objek tergambar dalam bidang kertas seduai yang direncanakan

  • Gambar 4 - TIPS MENEMPATKAN OBJEK PADA BIDANG KERTAS DENGAN TEPAT SESUAI POSISI YANG DIINGINKAN.
Tanpa kita sadari, terkadang bisa terjadi satu kesalahan dimana objek yang kita gambar dari salah satu sudut, ternyata terlalu besar atau kecil sehingga objek2 lain di sudut lainnya tidak bisa ikut tergambar karena batas kertas sudah terpenuhi. Atau gambar terlalu kecil sehingga proporsi akhir sketsa hanya setengah bidang kertas.
Tips paling umum untuk menghindari kesalahan itu adalah dengan menggambar objek utama yang ada pada batas kiri, tengah dan kanan, terlebih dahulu. Jadi seperti membuat patokan proporsi objek secara keseluruhan. Kita akan lebih mudah mengisi seluruh objek beserta detilnya apabila batasan area dan proporsinya sudah ditentukan di awal. 
Hal lain yang harus diingat adalah selalu pada posisi dan arah yang sama pada saat penggambaran bagan sketsa (latokan proporsi dan detil), setelah secara umum tergambar barulah kita dapat berpindah posisi bilamana diperlukan untuk menuntaskan sketsa.
Semakin kita sering berlatih, maka secara otomatis cakupan area yang disebutkan di gambar 1 sudah terbayang dan secara otomatis skala atau proporsi objek2 pengisinya secara otomatis sudah bisa dibayangkan.

Gambar 5
 Hasil sketsa tinta
  • Gambar 5 - LOOSE SKETCH
Hasil akhir sketsa suasana (sequence) dari plaza di area publik Taruma Flavour, Grand Taruma.
Sekali lagi seperti yang saya sampaikan di caption postingan, penggambaran vegetasi pada sketsa ini cukup detil sesuai karakter dan jenis tanamannya.
Secara terpisah teman teman saya anjurkan untuk juga berlatih "menghafal" bentuk bentuk tanaman tertentu dan cara penggambarannya secara sederhana. Baik dengan bentuk secara umum atau secara detil dengan karakter daunnya. Disesuaikan saja dengan kebutuhan.

Gambar 6
Sedikit membahas tentang finishing akhir (bila diperlukan) dengan pengaturan gelap terang (tonal value) dan kekontrasannya agar secara keseluruhan hasil akhir sketsa cukup enak dilihat dengan pengaturan alur pandangan dan focal point serta aksentuasi.
  • Gambar 6- PENGATURAN KEPEKATAN DAN KEKONTRASAN
Untuk membuat sebuah komposisi dikatakan berhasil, selain penempatan objek2 di dalamnya, dibutuhkan juga pengaturan:
- KEPEKATAN (TONAL BALUE) 
- KEKONTRASAN
- BAYANGAN.

Di atas saya beri contoh sederhana penhaturan pepekatan dan kekontrasan yang bisa dipakai, dengan mendisain ulang pencahayaan mengingat di lokasi saat OTS sinar matahari sudah tidak pada posisi ideal utk pembayangan. Pengaturan pencahayaan ini bertujuan agar rentang kepekatannya (tonal range) cukup lebar, sehingga kedalaman ruang akan lebih terasa.

*Trick yang biasa dilakukan outdoor sketcher adalah mengambil foto pencahayaan ideal sebagai data pelengkap*

Gambar 7
Hasil sentuhan akhir dengan sapuan halus cat air.
  • Gambar 7 - PEWARNAAN SEDERHANA DENGAN CAT AIR

Masih dalan tahapan WIP mengingat warna yang disapukan hanya sekedar nuansa, pengaturan KEPEKATAN, KEKONTRASAN dan PEMBAYANGAN masih belum dilakukan.

Sebagai catatan awal: 
  • Contoh gambar sketsa yang saya pakai ini, hanyalah salah satu style/ gaya sketsa dari sekian banyak style gambar sketsa.
  • Media yang saya pakai adalah tinta/ drawing pen tahan air dan penggambarannya lebih pada keberagaman detil objek pengisi (strret furniture) dan vegetasi. 
Untuk finishing akhir digunakan sapuan halus cat air untuk memberikan nuansa. Sapuan halus ini terpaksa dilakukan karena kertas kurang cocok utk media cat air.
Tentang vegetasi, hal ini melulu karena kebiasaan saja, karena 10 tahun kebelakang saya menggeluti dunia disain lansekap, sehingga sudah menjadi kebiasaan penggambaran suasana suatu tatanan lansekap, biasanya saya bedakan penggambarannya sesuai jenis pohon dan karakternya.
Pada prakteknya, teman2 bisa mengabaikan karakter tadi dgn hanya menggambarkan wujud pohon secara umum saja tanpa pembedaan detil daun yang terasa cukup rumit.

Semoga bermanfaat 


Share:

Tidak ada komentar:

Total Tayangan Halaman

+ Follow
Join on this site

with Google Friend Connect

Popular Posts