Resepsi Publik dan Kritik Aliran Fauvisme

Bayangkan ini: Kamu sudah terbiasa melihat lukisan yang rapi, warnanya mirip aslinya, dan bentuknya jelas. Tiba-tiba, muncul lukisan-lukisan Fauvis yang warnanya "meledak", pohon bisa merah, wajah bisa hijau, dan sapuan kuasnya kasar seperti tidak peduli detail. Kira-kira bagaimana reaksimu?

Nah, itulah yang dirasakan banyak orang di awal kemunculan Fauvisme sekitar tahun 1905-1908:

  1. Kaget dan Bingung: Banyak penonton biasa merasa kaget dan tidak mengerti. Mereka bertanya-tanya, "Lukisan macam apa ini? Kenapa warnanya aneh-aneh? Kok pohonnya bukan hijau?" Bagi mata yang terbiasa dengan realisme, Fauvisme terasa sangat "janggal" dan tidak masuk akal.

  2. Julukan "Binatang Buas": Ini adalah bukti paling nyata dari reaksi awal. Pada pameran Salon d'Automne tahun 1905 di Paris, ada patung bergaya klasik yang diletakkan di tengah ruangan yang dikelilingi lukisan-lukisan Fauvis. Kritikus seni bernama Louis Vauxcelles melihat patung itu dan berkomentar, "Donatello au milieu des fauves!" (Donatello di tengah binatang buas!).

    • Mengapa "Binatang Buas"? Julukan ini diberikan karena sapuan kuas para seniman Fauvis yang terlihat liar, tidak terkendali, dan warna-warna yang sangat mencolok dan tidak sesuai kenyataan. Bagi kritikus pada masa itu, lukisan-lukisan ini seolah dibuat tanpa aturan atau "buas", mirip dengan perilaku binatang yang tidak teratur.
    • Efeknya: Meskipun awalnya adalah ejekan, julukan ini justru melekat dan menjadi nama resmi aliran ini. Ironisnya, hal ini membuat Fauvisme jadi lebih dikenal luas.

Kritik Pedas tapi Juga Rasa Ingin Tahu

Kritik terhadap Fauvisme tidak hanya datang dari Vauxcelles. Banyak kritikus lain juga melontarkan komentar negatif:

  • "Karya Anak Kecil": Beberapa menganggap lukisan Fauvis seperti coretan anak kecil yang tidak punya keahlian. Mereka merasa para seniman ini tidak bisa melukis dengan "benar".
  • "Melanggar Aturan": Bagi mereka yang berpegang teguh pada seni tradisional, Fauvisme adalah sebuah pelanggaran berat terhadap semua aturan melukis yang sudah mapan.
  • "Tidak Beradab": Ada juga yang melihatnya sebagai seni yang "tidak beradab" atau "primitif" karena kesederhanaan bentuk dan warna yang tidak realistis.

Namun, di balik semua kritik itu, ada juga rasa ingin tahu dan pengakuan perlahan:

  • Daya Tarik Energi: Meskipun "aneh", lukisan Fauvis punya energi dan semangat yang kuat. Ini menarik perhatian sebagian orang yang mencari sesuatu yang baru dalam seni.
  • Membuka Diskusi: Kontroversi yang diciptakan justru memicu diskusi dan perdebatan tentang apa itu seni, bagaimana warna seharusnya digunakan, dan apakah emosi lebih penting daripada realitas.
  • Dukungan dari Kolektor Progresif: Beberapa kolektor seni yang berpandangan maju mulai membeli karya-karya Fauvis. Mereka melihat potensi dan keberanian di balik "kegilaan" warna itu. Gertrude Stein, seorang kolektor seni terkenal, adalah salah satu pendukung awal mereka.

Dari "Binatang Buas" Menjadi Bagian Sejarah Seni

Seiring waktu, pandangan terhadap Fauvisme mulai berubah. Apa yang awalnya dianggap "aneh" atau "buruk", perlahan mulai dipahami sebagai sebuah langkah penting dalam evolusi seni.

  • Pengaruhnya Terlihat: Ketika aliran-aliran baru seperti Ekspresionisme dan Kubisme muncul, orang mulai melihat bagaimana Fauvisme telah membuka jalan bagi eksperimen yang lebih radikal. Keberaniannya dalam membebaskan warna menjadi dasar bagi seniman lain untuk terus menjelajahi bentuk dan makna yang lebih dalam.
  • Diakui sebagai Pionir: Sekarang, Fauvisme diakui sebagai salah satu aliran yang sangat penting dalam seni modern. Karya-karya Matisse dan seniman Fauvis lainnya dipajang di museum-museum besar di seluruh dunia dan dihargai tinggi.

Jadi, bisa dibilang reaksi publik dan kritik terhadap Fauvisme dimulai dengan kejutan dan penolakan yang ditandai dengan julukan "binatang buas". Namun, seiring berjalannya waktu, keberanian dan inovasinya akhirnya diakui sebagai kontribusi besar terhadap seni, membuka jalan bagi revolusi artistik di abad ke-20.

Share:

Tidak ada komentar:

Total Tayangan Halaman

+ Follow
Join on this site

with Google Friend Connect

Popular Posts

Arsip Blog