Pentingnya Komposisi Dalam Karya Seni

Selamat malam teman teman. Salam sejahtera.
Kali ini saya ingin berbagi pengalaman membuat gambar/ lukisan yang mana di dalamnya terdapat multi objek. Selain objek utama yang ingin kita tampilkan, juga didalamnya disertakan beberapa objek lain yang tujuannya untuk mendukung suasana atau pesan yang akan kita sampaikan.

Latar belakang saya dari dunia disain (dan mungkin sebagian teman teman lain dengan latar dunia seni juga) cukup mempengaruhi saya terutama saat akan memulai suatu karya dalam ukuran yang cukup besar, dengan membuat sebuah konsep penyajian.

Konsep itu sendiri biasanya didasari dari CERITA, OBJEK atau PESAN apa yang ingin saya sampaikan lewat gambar atau lukisan.

Dengan tujuan itu, saya akan membayangkan:
  • Apa atau siapa yang akan ditampilkan. 
  • Apa saja elemen-elemen lain yg bisa mendukung suasana atau mood yg akan ditampilkan. 
  • Media apa yang cocok untuk menampilkan suasana yang saya harapkab, dst. 
Dari kesemua itu akan dipadukan dan keluarlah sebuah RENCANA.
Rencana tersebut akan saya pikirkan bagaimana bentuk PENYAJIANNYA dalam bidang gambar yang tidak terlalu besar, akan tetapi bisa mewakili ALUR CERITA yang saya ingin sampaikan.
Isi dari penyajian yg saya maksud di atas yang berupa SUSUNAN ATAU PERLETAKAN DARI SEMUA ELEMEN yang bisa saya istilahkan sebagai sebuah KOMPOSISI.

Jadi komposisii dalam artian sederhana bisa saya sebut sebagai suatu CARA MENGGUBAH bagian2 atau elemen2 untuk membentuk satu kesatuan.

Dalam ilmu arsitektur ada 2 cara pendekatan dalam menghasilkan karya:

  1. Form follow function: dimana bentuk akhir dihadilkan dari kebutuhan ruang didalamnya. Jadi jika diadopsi dan ditetapkan dalam lukisan kira2 prosesnya dengan kita menilai siapa danapa serta merekareka seperti apa cerita gambar tersebut jadinya nanti.
  2. Black Box: cara berpikir dari luar kedalam, dimana bentuk akhir, suasana, mood, dll sudah ditentukan di awal dan selanjutnya isi serta kebutuhan ruang mengikuti ruang2 yang ada.
Jika kita adopsi dan diterapkan pada lukisan, kira2 prosesnya seperti suasana, mood atau "adegan" yang sudah tersusun jadi , tinggal kita mengisi objek atau elemen2 pendukung di dalamnya.

Komposisi Piramid
Contoh gambar yang akan saya tampilkan kali ini adalah 
  • "Secret Garden" dari halaman 10 yang ada dalam buku sketsa Derwent saya.
  • Media : pinsil grafit watersoluble Derwent
  • Kertas 165gsm ukuran A3
Komposisi yang saya pakai adalah piramid, segitiga atau ada juga yang mengistilahkannya dengan static (lawan dari dynamic composition) dimana saya menempatkan objek utama pada area segitiga (garis merah) yang dikelilingi oleh objek yang lebih "kecil" yang membingka sekeliling objek utama (simbolisasi dari melindungi). Sedangkan area hijau yang merupakan latar belakang, sebagai penguat 'mood' dari duasana keseluruhan

Secara umum komposisi terdiri dari 3 layer: objek utama, framing fari kelompok srigala dan latar belakang.

Sedikit cerita dari gambar ini, karya ini terinspirasi oleh lirik lagu dari Bruce Springsteen dgn judul yg sama "Secret Garden" yang saya padukan dengan tokoh karakter cerita tua "Red Ridding Hood" / "Gadis Kecil Berjubah Merah Dan Srigala"

Suasana yang ingin saya tampilkan adalah suatu tempat yang sangat pribadi, misterius , gelap tapi juga menjadi tempat persembunyian yang memberi rasa aman bagi si Gadis (yang sudah tidak kecil lagi )

Secret Garden
Detail 1
Detail 2
Detail 3
Detail 4
Mungkin saya tidak akan terlalu gamblang menjabarkan alur cerita yang saya tampilkan, karena saya akan sangat menghargai kalau teman teman berkenan bisa memberikan komentar atau ktitik dari teman teman tentang apapun baik tema yang saya pilih atau teknik penyajiannya.

Gambar gambar yang saya sematkan kali ini hanya berkisar ilustrasi dari konsep komposisinya, beberapa detil dan gambar final.

Sekali lagi saya terbuka bagi komentar atau kritik dari teman teman, karena akan sangat membantu saya dalam mengembangkan kemampuan berkarya .

Catatan tambahan: penjelasan tentang apa dan bagaimana pinsil grafit watersoluble ada pada postingan saya terdahulu terkait waterdoluble.

Semoga berkenan 


Share:

Tips Membuat Sketsa Lapangan ( On The Spot )

TIPS MEMBUAT SKETSA LAPANGAN (ON THE SPOT) BAGI YANG MASIH BELAJAR SKETSA.

Membaca komentar kang Agoes di salah satu postingan di grup ini yang memanfaatkan bulan suci ini untuk lebih banyak berbagi versi seniman, dan teringat obrolan panjang saya terdahulu dgn 2 sahabat saya mba Karinzania dan mas Bayu, kali ini saya ingin berbagi pengalaman dalam membuat sketsa bebas, loose sketch atau ada juga yg menyebutnya sketsa freehand.
Postingan ini lebih membahas seputar tips dalam membuat sketsa terutama yang dilakukan secara langsung (live sketch) atau banyak juga yang menyebutnya OTS (on the spot) Sketching.
Contoh gambar sketsa yang saya pakai kali ini adalah sketsa suasana plaza salah satu area publik di perumahan yang ada di kota Karawang.

Gambar 1
Kondisi di lapangan

  • Pada gambar 1 kondisi di lapangan
Gambar 2
Sedikit membahas tentang tips sederhana agar pada saat penggambaran perletakan tiap objek tepat seperti yang diharapkan tanpa ada kesalahan berarti misalnya hasil akhir gambar yang terlalu kecil atau terlalu besar hingga objek2 yang diinginkan tidak tergambar seluruhnya.
  • Gambar 2 - MENTUKAN BATAS KIRI DAN KANAN AREA YANG TERGAMBAR
Saat kita akan memulai membuat sketsa suatu spot menarik, bagi yang masih tahap belajar, akan merasa bingung apa atau sebarapa luas cakupan area yang harus digambar dalam satu lembar kertas.
Sebagai pedoman, sudut pandangan mata manusia(secara horizontal), mempunyai batas pandangan maksimal sampai 60°. Jauh lebih sempit dari hewan. 
Kenapa saya singgung ttg hal ini? Karena jika di luar cakupan sudut pandang itu ikut tergambar, maka secara teoritis proyeksi 3 dimensi dari objek itu akan mengalami kesalahan bentuk, atau yang umum diistilahkan DISTORSI. Kesalahan bentuk karena sudt pandangnya terlalu tajam.
Lalu bagaimana caranya menghindari kesalahan itu? Cara tergampang adalah kita menetapkan SATU ARAH PANDANGAN ke satu spot yang skiranya cukup menarik. Dengan tanpa menengok, coba melirik ke arah kiri dan kanan. Area kiri dan kanan yang kita bisa lihat dengan nyaman, itulah batas area kiri dan kanan di dalam bidang kertas.

Gambar 3
Sedikit membahas tentang cara sederhana menempatkan objek2 yang menarik pada bidang gambar terkait dengan elemen2 utama seperti: foreground (latar depan), middleground (area tengah) dan background (latar belakang), serta perletakannya dalam satu komposisi sederhana
  • Gambar 3- KOMPOSISI SEDERHANA
Salah satu tips sederhana memilih spot area menarik yang bisa kita pilih utk digambar, selain tentunya detil yang unik pada objek di satu sudut tertentu, juga sudut pandang yg kita pilih. Banyak hal yang bisa mengarahkan kita untuk mengambil sudut pandang suatu area, seperti pencahayaan dan situasi kegiatan yg ada saat itu. Tapi 2 hal yg disebut terakhir sangatlah kondisional. Sudut pandanh adalah salah satu faktor terpenting keberhadilan suatu sketsa.
Memilih sudut pandang yang tepat secara tidak langsung dipengaruhi oleh komposisi keseluruhan objek dari titik pengamatan kita.
Dalam satu komposisi yang sederhana sekalipun, sketsa suasana suatu area yang cakupannya cukup luas (termasuk juga dialamnya seperti gambar lpemandangan) terdapat elemen2 pembentuknya. 

Elemen yang dimaksud adalah:
-Latar depan (foreground)
-Latar tengah (middleground)
-Later belakang (background))

Salah satu dari sekian banyak cara yang bisa dipakai untuk menentukan komlosisi perletakan dari objej2 utama itu adalah RULE OF THIRD.
"Rule of third" umumnya dipakai untuk pengaturan kompodidi di dunia photography, Tapi kali ini kita akan coba di dunia sketsa .
Dalam "rule of third" ruang pada bidang gambar dibagi 3 dengan proporsi yang sama, ke arah horizontal dan vertikal. Di tiap titik perpotongan garis tersebutlah kita bisa menempatkan objek2 utama yang kita gambar, Di posisi keempat titik itu bisa diisi seluruhnya oleh objek utama, atau hanya sebagian saja.
Dengan patokan posisi yang kita dapat kita dengan mudah mencari titik pengamatan yang tepat ke satu spot menarik.

Catatan khusus untuk poin KOMPOSISI ini:
Perencanaan komposisi pada bidang gambar sangatlah berguna, dengan menjaga keseimbangan pengolahan objek objek pd gambar, maka pesan yang akan disampaikan lewat gambar akan lebih sampai ke penikmat.
Pada pengolahan komposisi sederhana sekalipun seperti pada lukisan wajah, kita masih bisa mengolah ketiga elemen yang disebutkan di atas, hanya saja penggambarannya tidak mesti berupa objek. Misalnya background dengan warna.

Gambar 4
Sedikit membahas tips menggambar agar keseluruhan objek tergambar dalam bidang kertas seduai yang direncanakan

  • Gambar 4 - TIPS MENEMPATKAN OBJEK PADA BIDANG KERTAS DENGAN TEPAT SESUAI POSISI YANG DIINGINKAN.
Tanpa kita sadari, terkadang bisa terjadi satu kesalahan dimana objek yang kita gambar dari salah satu sudut, ternyata terlalu besar atau kecil sehingga objek2 lain di sudut lainnya tidak bisa ikut tergambar karena batas kertas sudah terpenuhi. Atau gambar terlalu kecil sehingga proporsi akhir sketsa hanya setengah bidang kertas.
Tips paling umum untuk menghindari kesalahan itu adalah dengan menggambar objek utama yang ada pada batas kiri, tengah dan kanan, terlebih dahulu. Jadi seperti membuat patokan proporsi objek secara keseluruhan. Kita akan lebih mudah mengisi seluruh objek beserta detilnya apabila batasan area dan proporsinya sudah ditentukan di awal. 
Hal lain yang harus diingat adalah selalu pada posisi dan arah yang sama pada saat penggambaran bagan sketsa (latokan proporsi dan detil), setelah secara umum tergambar barulah kita dapat berpindah posisi bilamana diperlukan untuk menuntaskan sketsa.
Semakin kita sering berlatih, maka secara otomatis cakupan area yang disebutkan di gambar 1 sudah terbayang dan secara otomatis skala atau proporsi objek2 pengisinya secara otomatis sudah bisa dibayangkan.

Gambar 5
 Hasil sketsa tinta
  • Gambar 5 - LOOSE SKETCH
Hasil akhir sketsa suasana (sequence) dari plaza di area publik Taruma Flavour, Grand Taruma.
Sekali lagi seperti yang saya sampaikan di caption postingan, penggambaran vegetasi pada sketsa ini cukup detil sesuai karakter dan jenis tanamannya.
Secara terpisah teman teman saya anjurkan untuk juga berlatih "menghafal" bentuk bentuk tanaman tertentu dan cara penggambarannya secara sederhana. Baik dengan bentuk secara umum atau secara detil dengan karakter daunnya. Disesuaikan saja dengan kebutuhan.

Gambar 6
Sedikit membahas tentang finishing akhir (bila diperlukan) dengan pengaturan gelap terang (tonal value) dan kekontrasannya agar secara keseluruhan hasil akhir sketsa cukup enak dilihat dengan pengaturan alur pandangan dan focal point serta aksentuasi.
  • Gambar 6- PENGATURAN KEPEKATAN DAN KEKONTRASAN
Untuk membuat sebuah komposisi dikatakan berhasil, selain penempatan objek2 di dalamnya, dibutuhkan juga pengaturan:
- KEPEKATAN (TONAL BALUE) 
- KEKONTRASAN
- BAYANGAN.

Di atas saya beri contoh sederhana penhaturan pepekatan dan kekontrasan yang bisa dipakai, dengan mendisain ulang pencahayaan mengingat di lokasi saat OTS sinar matahari sudah tidak pada posisi ideal utk pembayangan. Pengaturan pencahayaan ini bertujuan agar rentang kepekatannya (tonal range) cukup lebar, sehingga kedalaman ruang akan lebih terasa.

*Trick yang biasa dilakukan outdoor sketcher adalah mengambil foto pencahayaan ideal sebagai data pelengkap*

Gambar 7
Hasil sentuhan akhir dengan sapuan halus cat air.
  • Gambar 7 - PEWARNAAN SEDERHANA DENGAN CAT AIR

Masih dalan tahapan WIP mengingat warna yang disapukan hanya sekedar nuansa, pengaturan KEPEKATAN, KEKONTRASAN dan PEMBAYANGAN masih belum dilakukan.

Sebagai catatan awal: 
  • Contoh gambar sketsa yang saya pakai ini, hanyalah salah satu style/ gaya sketsa dari sekian banyak style gambar sketsa.
  • Media yang saya pakai adalah tinta/ drawing pen tahan air dan penggambarannya lebih pada keberagaman detil objek pengisi (strret furniture) dan vegetasi. 
Untuk finishing akhir digunakan sapuan halus cat air untuk memberikan nuansa. Sapuan halus ini terpaksa dilakukan karena kertas kurang cocok utk media cat air.
Tentang vegetasi, hal ini melulu karena kebiasaan saja, karena 10 tahun kebelakang saya menggeluti dunia disain lansekap, sehingga sudah menjadi kebiasaan penggambaran suasana suatu tatanan lansekap, biasanya saya bedakan penggambarannya sesuai jenis pohon dan karakternya.
Pada prakteknya, teman2 bisa mengabaikan karakter tadi dgn hanya menggambarkan wujud pohon secara umum saja tanpa pembedaan detil daun yang terasa cukup rumit.

Semoga bermanfaat 


Share:

Teknik Melukis Menggunakan Serbuk Oyan

Lukisan Serbuk Oyan
Sedikit pamer teknik menggunakan serbuk oyan utk drawing..
Kalo saya, utk ukuran minimal A3 dengan obyek wajah close up.. maka saya hampir selalu melakukan urut urutan
  1. Proporsi berusaha didapat entah bagaimana caranya seakurat mungkin
  2. Bloking tipiiiissss dengan cara mengarsir bagian yang perlu diarsir dengan pensil Carbonit(conte, charcoal, )
  3. Gosok secara ringan dengan jari .. pastikan jari tidak berkeringat.
  4. Ratakan lagi dengan kapas utk mengurangi efek garis garis yng muncul karena arsiran.
  5. Mulai proses detailng dgn menggunakan kapas yanh dililitkan diijung tusuk sate..ukuran sesuai kebutuhan.
Udah .. gitu saja...

Step 1

Step 2

Step 3

Step 4
Step 5


Share:

Proses Melukis Menggunakan Cat Minyak Seri 2 ( Oleh : Solichin Totok )

Resting tiger under the golden sunshine
"Macan istirahat dibawah matahari pagi"
Cat minyak diatas kanvas
120 x 150 cm
Obyek Lukisan
On fire..
Nge 'klik' dengan obyek harimau ini... Mencoba dilukis diatas kanvas ukuran 120 x 150.. semoga selamat sampai tujuan.. aaamiin.
Jatuh cinta sama blur nya...

Step 1
  • Progress 1
Blocking...
Seluruh areal kanvas ditutup dengan warna tengah tipis ( Tidak terlalu terang & tidak terlalu gelap )..... Proses ini memakan waktu yanh tidak lama.. 1 sampai 2 jam sudah memperlihatkan karakter obyek..

Step 2

Step 3

Step 4

Step 5
  • Progress 2
Setelah proses blocking di hari pertama kemarin.. ternyata hari ini sudah agak kering.. maka ada kesempatan untuk mengolah background.. kuas besar tetap mendominasi penggunaanya, Warna putih sudah saya libatkan untuk background.. tapi tidak untuk obyek macannya..
Wana hitam.utk loreng dan background sudah bisa dilibatkan untk membangun volume obyek..
Demikian progress hari ini.. semoga bermanfaat.
Untuk yang tidak setuju dengan cara saya.. mohon abaikan postingan ini.. terimakasih..

Step 6
  • Progress 3
Hari ini masih memainkan background. Penambahan warna warna baru dilakukan mengingat warna yang ada di foto referensi sangat kompleks..penggunaan kuas besar masih dominan.
Untuk area fokus yaitu obyek harimau .. sudah mulai menggunakan kuas kecil.. warna putih sudah dilibatkan secara dominan. Kontrol emosi sangat dibutuhkan mengingat banyak detail yanh harus dikerjakan.. cara terbaik menjaga mood adalah.. segera kerjakan bagian detail bila mood bagus.. tapi seandainya sudah mulai kelelahan.. segera pindah ke bagian background yanh lebih rileks. Jika mood sudah kembali pulih bisa balik lagi ke bagian detail.. begitulah sehingga kita tidam membuang waktu untuk istirahat.
Semoga bermanfaat.. bila tidak setuju dengan cara saya mohon abaikan postingan ini.
Salam sehat dan bahagia..

Step 7
Akhirnya menyerah..

'resting tiger under the golden sunshine'
Macan istirahat dibawah matahari pagi
Cat minyak diatas kanvas
120 x 150 cm

Hari ini cuma proses detailing. Penggunaan kuas kecil mendominasi kegiatan lukis hari ini.

Dan akhirnya sebelum shoat Jumat sudah menyerah.
Semoga bermanfaat .. aamiin
Untuk temans yang tidak setuju cara saya.. bisa abaikn postingan ini

Akhirnya  Menyerah , Finish



Share:

Teknik Melukis Menggunakan Cat Akrilik ( Oleh : Rinaldi Fahar )

Berikut adalah beberapa video Bang Rinaldi Fahar yang saya dapatkan di facebook ,
Tentang bagaimana teknik melukis menggunakan cat akrilik

MONGGO DI SIMAK


Mengenal Karakter Cat Akrilik

Membuat Refleksi 


Proses Arsir & Dusel

Membuat Background

SEMOGA BERMANFAAT


Share:

Kegagalan Dalam Menggambar

Aku mengenal 2 jenis kegagalan dalam gambarku  ( Oleh : Hari Willy )
  • Gagal secara teknis. 
Kegagalan ini meliputi berubahnya sifat permukaan kertas/media yg disebabkan karena reaksi terhadap udara (terlalu lama dibiarkan), atau karena terlalu banyak terkena gosokan (graphit mengandung lilin, jika digosok graphite akan terbawa tisu/kapas, yg tertinggal dikertas adalah lilin. Ini akan membuat permukaan kertas tidak bisa dihitamkan lagi. Juga termasuk dlm kegagalan ini adalah kekeliruan memadukan jenis2 pinsil atau dg serbuk. Ini bukan kegagalan dlm arti sebenarnya, tetapi lebih pada tidak sesuainya hasil dg idealisme/ego
Gagal secara teknis
  • Gagal dalam penyajian art itu sendiri. 
Kegagalan ini meliputi gagalnya aku menyajikan ciri yg paling khas dr wajah seseorang, juga kegagalan dalam menyajikan feel/emosi/aura.
Namun demikian biasanya aku akan mengulang prosesnya dr awal ketika merasa gagal. Biasanya terjadi pada gambar pesanan. Semua itu demi kepuasan pelukis dan pemesan


Gagal dalam penyajian art itu sendiri


by : Hari Willy



Share:

Total Tayangan Halaman

+ Follow
Join on this site

with Google Friend Connect

Popular Posts