Bayangkan dunia seni seperti sebuah sungai yang terus mengalir, dan setiap aliran seni adalah sebuah tikungan atau jembatan baru. Fauvisme ini ibarat jembatan yang sangat penting, karena ia menghubungkan apa yang sudah ada sebelumnya dengan apa yang akan datang setelahnya.
Secara umum, Fauvisme punya hubungan erat dengan tiga "tetangga" utamanya: Impresionisme, Post-Impresionisme, dan Ekspresionisme.
Hubungan dengan Impresionisme
Fauvisme adalah "anak" sekaligus "pemberontak" dari Impresionisme.
-
Apa yang diambil dari Impresionisme? Impresionisme muncul di akhir 1800-an dan membuat gebrakan dengan membebaskan seniman dari aturan kaku melukis di studio. Mereka keluar ke alam bebas, mencoba menangkap kesan cahaya dan suasana sesaat. Lukisan mereka seringkali punya goresan kuas yang terlihat jelas dan warna yang lebih terang dibanding lukisan zaman dulu. Dari sinilah, Fauvisme mengambil semangat kebebasan dalam melukis. Mereka tidak lagi terikat dengan detail yang persis sama dengan kenyataan.
-
Apa yang ditolak atau diubah dari Impresionisme? Meski Impresionisme sudah berani dengan warna, mereka masih berusaha menangkap warna sesuai cahaya yang terlihat mata. Misalnya, daun tetap hijau, langit tetap biru. Nah, Fauvisme ini memberontak. Mereka bilang, "Oke, kita bebas melukis, tapi warna juga harus bebas!" Jadi, daun bisa merah, langit bisa kuning, sesuai perasaan si pelukis. Mereka tidak lagi peduli apakah warnanya "mirip" dengan aslinya di dunia nyata. Inilah titik balik utamanya: pemisahan warna dari tugasnya sebagai peniru realitas.
Analogi Sederhana: Kalau Impresionisme itu seperti memotret dengan filter cerah, Fauvisme itu seperti melukis dengan pensil warna yang warnanya kamu pilih sendiri tanpa perlu sama dengan aslinya.
Hubungan dengan Post-Impresionisme (Terutama Van Gogh dan Gauguin)
Sebelum Fauvisme, ada beberapa seniman yang sering disebut Post-Impresionisme, seperti Vincent van Gogh dan Paul Gauguin. Mereka juga punya pengaruh besar.
- Dari Van Gogh: Kita bisa melihat pengaruh sapuan kuas yang tebal, ekspresif, dan berani pada Fauvisme. Van Gogh menggunakan warna dan goresan untuk menunjukkan emosinya, dan ini sangat diresapi oleh seniman Fauvis.
- Dari Gauguin: Gauguin bereksperimen dengan warna-warna yang lebih datar dan simbolis, seringkali tidak realistis, untuk menyampaikan makna atau perasaan. Ide bahwa warna bisa punya arti lain di luar kenyataan ini juga sangat memengaruhi Fauvisme.
Jadi, Fauvisme menggabungkan keberanian Van Gogh dengan simbolisme warna ala Gauguin, lalu melangkah lebih jauh lagi dalam kebebasan warna.
Hubungan dengan Ekspresionisme
Fauvisme bisa dibilang "ayah" atau "kakak sulung" dari Ekspresionisme.
-
Apa persamaannya? Kedua aliran ini sama-sama sangat menekankan pada ekspresi emosi dan perasaan batin seniman, bukan hanya apa yang terlihat di luar. Keduanya menggunakan warna dan bentuk yang diubah-ubah (terdistorsi) untuk menyampaikan hal itu.
-
Apa bedanya? Meski mirip, ada perbedaan nuansa. Fauvisme cenderung memiliki semangat yang lebih ceria, optimis, dan merayakan warna. Lukisan mereka, meski berani, seringkali masih terasa menyenangkan untuk dilihat. Sementara itu, Ekspresionisme, terutama di Jerman, seringkali cenderung lebih gelap, melankolis, penuh kegelisahan, atau kritik sosial. Mereka menggunakan warna dan bentuk yang terdistorsi untuk menyampaikan kecemasan atau penderitaan.
Contoh: Lukisan Fauvis mungkin menggunakan warna merah menyala untuk menunjukkan kegembiraan. Lukisan Ekspresionis mungkin menggunakan merah yang sama untuk menunjukkan kemarahan atau penderitaan.
Pengaruh pada Seni Abstrak dan Pop Art Awal
Meskipun Fauvisme masih mempertahankan bentuk objek yang bisa dikenali (tidak sepenuhnya abstrak), keberaniannya dalam memisahkan warna dari objek membuka jalan lebar bagi seni Abstrak. Seniman Abstrak kemudian berani sepenuhnya menghilangkan objek dan hanya bermain dengan warna, bentuk, dan garis murni.
Di sisi lain, penggunaan warna-warna yang mencolok dan terkadang datar dalam Fauvisme juga bisa dilihat sebagai benih awal untuk Pop Art, yang nanti menggunakan warna-warna cerah dan gambaran yang berani untuk merefleksikan budaya populer dan komersial.
Singkatnya, Fauvisme bukan hanya sebuah gaya melukis yang indah dengan warna-warna berani. Ia adalah sebuah revolusi warna yang mengubah cara seniman melihat dan menggunakan warna, serta membuka pintu bagi banyak eksperimen seni modern di masa depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar